Nurse_Sedjatie

Foto saya
purwoharjo, banyuwangi, Indonesia
saya orangnya pendiam, tidak sombong dan suka menabung............

Kamis, 28 April 2011

LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KASUS HEPATITIS DI PUSKESMAS TEGALDLIMO



UNIVERSITAS BAKTI INDONESIA.jpg


DI SUSUN OLEH :

1.      FARIS SEPTIAN
2.      FITRI JAYANTI
3.      MOH. AMINUDIN
4.      NURKHOLILA


PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BAKTI INDONESIA
BANYUWANGI
2010

LAPORAN PENDAHULUAN
PADA KLIEN DENGAN KASUS HEPATITIS

A.    Konsep penyakit.
1.      Definisi
Ø  Hepatitis             : Inflamasi hati yang terjadi karena invaksi bakteri – bakteri cedera oleh agen fisk / ilmiah (non viral) atau infeksi virus (hepatitis A,B,C,D,E) ( rencana asuhan keperawatan, marlyn edongoes, hal 534 : jakarta )
Ø  Hepatitis Akut : Penyakit akut dengan segala utama berhubungan erat dengan nikrosis pada hati, biasanya disebabkan oleh virus hepatitis A,B,C, dan virus lain(kapita selekta kedokteran, hal 153)
Ø  Hepatitis Akut     : Penyakit yang menunjukkan suatu spektrum tanda – tanda klinis dan manifestasi laboratorium yang luas. Penyakit berkisar menurut parahnya penyakit. Dari penyakit yang tidak jelas infeksi yang asitomatik, sampai penyakit yang tidak jelas infeksi yang asitomatik, sampai penyakit yang fulminan, yang dapat menyebabkan kematian dalam beberapa hari saja (Buku Ajar Penyakit  Dalam 262)
2.      Etiologi
Ø  Virus hepatitis merupakan virus RNA kecil yang dapat dideteksi di dalam fales pada masa akhir inhalasi dan fase pra intirik, maka antibody terhadap HAV (anti AHV) telah dapat diukur dalam serum mula – mula kadar antibody 19 M antibody HAV meningkat dengan tajam, sehingga untuk mendiagnosis secara tepat adanya sesuatu infeksi HAV setelah masa akut 19 anti HAV menjadi deminant dan bertahan untuk seteresnya keadaan ini menunjukkan bahwa penderita pernah mengalami infeksi HAV dimassa lampau dan saat ini telah kebal
Ø  Virus Hepatitis B
Virus ini merupakan virus DNA bercangkang ganda memiliki virus ini menularkan HBV orang lain dengan menginfeksi mereka cara utama penularan HBV yaitu melalui parenteral dan membus membran mukosa terutama hubungan seksual
Ø  Masa inkubaxi rata – rata adalah sekitar 120 hari, hbs Ag telah ditemukan pada hampir semua cairan tubuh dari orang yang terinfeksi darah, semen, silvia, air mata, asites, susu ibu, kemih dan faces
Ø  Virus Hepatitis C
Merupakan virus RNA kecil terbungkus lemak, diameternya sekitar 30 sampai 60 mm. virus ini menular melalui parental (terutama suntikan dan transfusi) disebabkan oleh RNA yang kecil yang dinamakan hepatitis C, karena penularan HGV melalui darah / cara parental diperhatikan darah donor harus tidak mengandung antibody HCV masa inkubasisnya berkisar antara 15 – 160 hari. Rata – rata 50 hari
Ø  Virus Hepatitis D
Merupakan virus RNA berukuran 35 mm , anehnya virus ini membutuhkan Hbs Ag untuk dberperan sebagai lapisan partikel yang positif terhadap Hbs Ag. Virus ini disebabkan HDV dan sebagai infeksi tambahan pada penderita dengan hepatitis B kronik, masa inkubasisnya diduga menyerupai HBV yaitu sekitar 2 bulan
Ø  Virus Hepatitis E
HEV adalah suatu virus RNA kecil, diameternya kurang lebih 32 – 34 mm infeksi HEV ditukarkan melalui jalan fekal dan ora dan merupakan virus calicirdia, paling sering menyerang orang dewasa muda sampai setengah umur dan pada wanita hamil didapatkan angka mortalitas yang sangat tinggi
Ø  Virus Hepatitis non - A, non – B
-          Keberdaan virus ini berbentuk hepatitis infksiosa non – A non – B satu yang dibawa oleh darah dan yang lain ditukarkansecara interik
Ø  Hepatitis Vulminah
-          Dicirikan oleh tanda – tanda gejala gagal hati akut penciutan hati , kadar bilirubin serum meningkata cepat pemanjangan waktu protombin yang sangat nyata dan komihepatik






Ø  Hepatitis Kronik Persisten
-          Terjadi 5 % hingga 10 % pasien ameskipun terlambat, pasien hepatitis Kronik persisten akan selalu sembuh kembali, kekambuhan biasanya dihubungkan dengan minuman alakohol atau aktifitas fisik yang belebihan, HC terus biasanya tidak selalu nyata
Ø  Hepatitis Agresif atau Kronik Aktif
-          Terjadi kerusakan hati seperti digerogoti (piece cal) dan perkembangan sinosis

3.      Manifestasi Klinis
1.      Inkubulasi                         : Tergantung macam – macam virus
2.      Stadum palterik     : Berlangsung selama 4 – hari, pasien mengeluh lemah, anorexia, mual, muntah, nyeri pada otot, urine menjadi coklat
3.      Stadium ikterik     : Yang berlangsung selama 3 – 6 minggu, terlihat pada Sklera, kemudian pada kulit seluruh tubuh keluahn berkurang tetapi pasien merasa lemah, anorexia, tinja mungkin berwarna kelabu dari kuning muda dan nyeri tekanan
4.      Stadium pasca isterik (rekonvalensasi) : ikterus mereda, warna urine menjadi normal lagi, yaitu apada ahir bulan kedua biasannya mereda.
4.       Komplikasi
-          Ganguan fungsi hati
-          Penyakit kronik hatiseperti sirosis atau hepatitis kronik persisten
-          Carcinoma hepatic
-          Kematian karena gagal fungsi hati

5.       Patofisiologi
Hepatitis virus
 

Virus masuk ke hepar

Virus memperbaiki toksi

Hepar menjadi inflamasi

Hepatitis


 

Zat pirogen out


 

Merangsang hipotalamus








Hipertermi
 
 


















 

Metabolisme Empedu terganggu

Produksi bilirubun mengingkat
 

Kadar bilirubin terkumpul di kulit

Icterus

Gatal – gatal pada kulit



Terjadi Gx integritas kulit
 
 














 









Mengiritasi mukosa lambung

Mual, muntah

Intake tidak adekuat

Anoreksia






Gx pemenuhan nutrisi
 



 




Nutrisi ke jaringan tidak adekuat
 


Tonus otot menurun

Intoleransi aktifitas 
 
 



Kurang  pengetahuan dan informasi tentang perawatan dan penulisan









Merangsang penegeluaran Prostalgandin,bradikinin, sitokinin


 


Merangsang ssp


 


Nyeri








Gx rasa nyaman nyeri 
 
 











Penatalaksanaan
Ø  Istirahat pada periode akut dan keadaan lemah diharuskan cukup istirahat. Istirahat mutlak tidak terbukti dapat mempercepat penyembuhan kecuali kepada mereka dengan umur tua dari keadaan umum yang buruk
Ø  Diet, jika klien mual, tidak nafsu makan / muntah – muntah sebaiknya diberi infusi
Ø  Medika mentosa
a.       Kortikosteroid tidak diberikan untuk mempercepat bilirubin darah, Kortikosteroid dapat digunakan pada kolestasis yang berkepanjangan, dimana tensaminase serum sudah  kembali normal.
b.      Berikan obat – obatan yang melindungi hati
c.       Antibiotik (tidak jelas penggunaannya)
d.      Vitamin K. diberikan pada kasus dengan kecenderungan pendarahan. Bila klien dalam keadaan prakoma / koma, penaganan seperti pasa koma hepatik

B.     KONSEP ASKEP
1.      Pengkajian
a.      Identitas
-          Lebih banyak diderita pria dari pada wanita dengan perbandingan 1, 6 : 1
-          Paling banyak usia 31-50thn ada kalanya juga ditemukan pada umur 10-50 thn
b.      Keluhan utama
- Adanya nyeri perut kanan atas, anoreksia, mual, muntah, lemah
c.       Riwayat penyakit sekarang
-          Klien mengeluh anoreksia, neusia, kemudian adanya panas badan ringan terdapat abdomen kanan atas, perasaan badan ringan terdapat abdomen kanan atas, perasaan badan tak enak, bertambah menjelang malam dan pasien merasa sengsara, serta terkadang menderita penyakit kepala
d.      Body System
1.      Pernafasan
I               : Bentuk gerak dada simetris kanan dan kiri, tidak ada deformitas bentuk hidung dan tidak ada nafas cuping hidung
P              : Tidak ada nyeri tekan
P              :  Sonor
A              :  Tidak terdengar suara tambahan seperti ronchi, wheezing
2.      System Kardiovaskuler
I              :  Ictus cordistidak ada
P             :  Ictus cordis teraba pada ics 4 – 5 mid clavicula sinistra
P             :  Suara redup
A             :  Pada klien hepatitis terjadi pemurunan denyut jantung (bradikardi) apabila terjadi hiperbilirubienemia berat
3.      sistem pencernaan – eliminia alvi
Pada klien hepatitis mengalami anoreksia akibat mual, muntah hal disebabkan karena peningkatan asam lambung pada eliminasi alvi pada klien hepatitis feses warna tanah liat
4.      System perkemihan
pada klien dengan hepatitis warna urine gelap / coklat seperti teh
5.      System endokirin
tidak terjadi pembesaran kelenjar tiroid

6.      System persyarafan
GCS = 4 – 5 – 6 kesadaran Composmentis apabila terjadi hiperbilirubinemia terjadi gangguan status mental, cemas, mengantuk
7.      System alat integumen–Extremitas
Pada pasien hepatitis terjadi kelelahan dan kelemahan apabila ikterus timbul dan makin parah, maka pasien mulai merasa gatal
8.      Abdomen
I                       : Perut membesar apabila terjadi hepatomegali
P                      : Adanya nyeri tekan pada perut kanan atas
P                      : Redup
A                     : Apabila terjadi diare, maka bising usus meningkat
e.       Pemeriksaan penunjang
Ø  Test fungsi hati     : SGOT dan SGPT
Ø  Leokopenia           : Trombositopenia mungkin ada
Ø  Faces                     : Warna tanah liatstegtorat (penurunan fungsi hati)
Ø  Anti HA JGM       : Positif pada tipe A
Ø  Bilirubin Serum     :Diatas 2,5 mg /100ml
Ø  Biobsis serum       : Menunjukkan diagnosis dan luasnya nekrostor
Ø  Scan hati              :Menunjukkan dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkim 
Ø  Urinaria                : peningkatan kadar biliburin














2.       Diagnosa keperawatan
1.       Nyeri b/d proses peradangan
2.      Gx pemenuhan nutrisi b/d intake yang tidak adekuat
3.      Intoleransi aktivitas b/d kelemahan
4.      Hipertermi b/d proses inflamasi
5.      Gx integritas kulit b/d kadar bilirubin dikulit
6.      Terjadi penularan b/d kurangnya pengetahuan
7.      Cemas b/d kekurangnya pengetahuan tentang penyakit yang diderita
3.       Intervensi
1.      Gangguan rasa nyaman Nyeri b/d proses peradangan
Tujuan     : Nyeri berkurang sampai dengan hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama selama 2 – 3 x 24 jam
Kriteria    : Klien mengatakan nyeri berkurang sampai dengan hilang dengan Skala Ringan 1-3.
Intervensi
1.      Informasikan pada klien atau keluarga tentang tindakan keperawatan yang akan dilakukan klien
R/ Klien dan keluarga kooperatif      
2.      Memberitahukan klien tentang penyebab nyeri         
R/ Klien dapat mengurangi prinsip Nyeri terhadap penyakitnya
3.      Identifikasi tingkat nyeri
R/ Peningkatan tingkat nyeri menunjukkan adanya komplikasi lain
4.      Berikan posisi senyaman mungkin
R/ Posisi nyaman dapat memimalkan rasa nyeri
5.      Anjurkan klien destraksi relaksasi
      R/ dapat mengurangi ketegangan otot
6.      Berikan kompres hangat didaerah nyeri
R/ Vasodilatasi pembuluh darah dan relaksasi otot
7.      Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik
R/ Analgesik dapat mengurangi rasa nyeri




2.      Ganguan  pemenuhan nutrisi b/d intake yang tidak adekuat
Tujuan                   : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 – 3 x 24 jam, pemenuhan nutrisi pada klien tersebut mencukupi.
Kriteria Hasil         : à Klien tidak mual muntah
                                à Klein menghabiskan porsi diit yang disajikan
                    à Klien mengatakan nafsu makan meningkat
Intervensi
1.      Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab penurunan nafsu makan misalnya muntah serta tindakan yang akan dilakukan
R/ Menambah pengetahuan klien dan keluarga serta klien dan keluarga kooperatif tentang tindakan yang akan dilakukan
2.      Anjurkan tirah baring dan pembatasan aktifkan selama fase akut
R/ Menurunkan kebutuhan aktifitas
3.      Beri klien makan hangat dengan bau yang tidak merangsang
R/ Meningkatkan nafsu makan klien
4.      Beri makan sedikit demi sedikit
R/ Mengembalikan pola makan klien dan menghindari rasa bosan
5.      Sediakan lingkungan yang menyenangkan dengan situasi ayang tidak membosankan
R/ Lingkungan yang aman dapat menurunkan stres dan meningkatkan nafsu makan
6.      Kolaborasi dalam pemberian antivomiting
R/ Antivomiting dapat mengurangi mual, muntah sehingga nafsu makan kembali normal









3.  Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar.
Hasil yang diharapkan :
Tidak terjadi peningkatan suhu
intervensi
a.       Monitor tanda vital : suhu badan
R/ sebagai indikator untuk mengetahui status hypertermi
b.      Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari.
R/  dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi yang memicu timbulnya dehidrasi
c.       Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur
R/ menghambat pusat simpatis di hipotalamus sehingga terjadi vasodilatasi kulit dengan merangsang kelenjar keringat untuk mengurangi panas tubuh melalui penguapan
d.      Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat
R/ kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya pertumbuhan jamur. Juga akan mengurangi kenyamanan klien, mencegah timbulnya ruam kulit.








4.       
DAFTAR PUSTAKA

v  Doengoes,Marlyn E,2000.Rencana Asuhan Keperawatan,Jakarta :EGC
v  Mansyoer,Arif,2001.Kapita Selekta Kedokteran,Jakarta:EGC
v  silvia a.price patofisiologi. Edisi 6 EGC Jakarta





























ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN KASUS HEPATITIS
DI PUSKESMAS TEGALDLIMO
Identitas
Nama                   : An.D
Umur                   : 13 thn
Jenis Kelamin      : P
Suku Bangsa       : Indonesia, Jawa
Agama                 : ISLAM
Pendidikan          : SMP
Alamat                 : Jatirejo RT 1 RW 1
MRS tanggal       : 16 – 08 - 2010 Jam :18.30
Pengkajian           : 16 – 08 - 2010 Jam :18.40
Diagnose             : HEPATITIS

 Penanggung jawab
Nama                   : Tn.S
Umur                   : 39 thn
Jenis kelamin       : L
Suku Bangsa       : Indonesia , Jawa
Alamat                 : Jatirejo RT 1 RW 1
Pendidikan          : SMP
Pekerjaan             : tani

Alasan Masuk Rumah Sakit.
           Klien datang ke puskesmas tegaldlimo Via UGD pada tanggal16 – 08 – 2010  pukul 18.30 dengan keluhan mual dan pusing dirasakan sejak 3 hari yang lalu.   
Keluhan Utama.
           Klien mengatakan mual
Riwayat Penyakit Sekarang
           Pada saat pengkajian tanggal16 – 08 – 2010  pukul 18.40 klien mengeluh mual dan pusing, terutama dalam kondisi terlentang klien gelisah, ekspresi wajah tegang.
Riwayat Penyakit Masa Lalu
           Klien mengatakan sebelumnya pernah menderita penyakit gastritis
Riwayat Kesehatan Keluarga
           Klien mengatakan dalam anggota keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang sama seperti yang diderita klien yaitu hepatitis
           



Genogram
                


 












Keterangan :


 

                        : laki – laki meninggal


 

                        : perempuan meninggal


 

                        : laki – laki hidup       


 

                        : perempuan hidup


 

                        : klien


Keadaan Kesehatan Lingkungan
           Klien tinggal disuatu tempat yang lingkunganya terjaga kebersihanya, terutama peralatan makanan dan memiliki kamar mandi dan WC sendiri dibelakang rumah.

Riwayat Psikososial
-          Riwayat Psikologis
Klien mengatakan takut dengan kondisinya sekarang, klien sering bertanya  mengenai kondisi kesehatanya. Klien ingin cepat sembuh dari penyakit yang diderita.
-          Aspek social
Selama sakit hubungan klien dengan keluarga baik, dengan petugas kesehatan baik , klien kooperatif dalam menjawab setiap pertanyaan petugas.
-          Aspek Spiritual
Klien mengnut agama islam, klien berdoa agar cepat diberi kesembuhan, klien tidak bisa melakukan ibadah sholat 5 waktu

Pola kebiasaan sehari – hari
1.      Pola Nutrisi
-          Sebelum sakit
     Klien mengatakan saat sehat makan 3Xsehari dengan komposisi nasi, lauk pauk , minum kurang lebih 6-7 gelas/hari.
-          Saat Sakit
     Klien mengatakan saat sakit makan 3X sehari dengan komposisi bubur kasar, porsi dihabiskan  ½  dari porsi biasa dikarenakan mual, nafsu makan menurun minum kurang lebih 3- 4 gelas per har.
2.      Pola eliminasi
-          BAB sebelum sakit
     Klien mengatakn Saat sehat BAB 1X sehari dengan konsistensi lembek, warna kuning bau khas feces
-          BAB saat sakit
     klien mengatakan saat sakit BAB 1X sehari dengan konsistensi lembek warna kuning ,bau khas feces
-          BAK sebelum Sakit
     Klien mengatakan saat sehat BAK sebanyak 3-4X perhari dengan warna kuning kecokltan dan bau khas amoniak
-          BAK saat sakit
      Klien mengatakan saat sakit BAk tetap tidak terjadi perubahan tetap sebanyak 3-4X perhari dan bau khas amoniak
3.      Pola Kebersihan diri
-          Sebelum sakit
      Klien mengtakan saat sehat mandi 2x sehari menggunakan sabun, gosok gigi, kramas 3X seminggu ganti pakaian bila sudah kotor.
-          Saat sakit
     Klien mengatakan saat sakit hanya dibasuh dengan air hangat serta gosok gigi 1X sehari.




4.      Pola Aktivitas
-          Sebelum sakit
     Klien mengatakan saat sehat aktivitas sehari – hari bersekolah dan bantu orang tua dirumah
-          Saat sakit
     Klien mengatakan saat sakit tidak bisa melakukan aktifitasnya seperti biasa.
5.      Pola istirahat tidur
-          Sebelum sakit
     Klien mengatakan saat sehat tidur kurang lebih selama 7-8 jam perhari
-          Saat sakit
      Klien mengatakan saat sakit tidurnya terganggu karena mual dan pusing, klien hanya tidur kurang lebih 4jam perhari





























1.      PEMERIKSAAN FISIK 
a.      Keadaan Umum
Klien lemah
b.      Tanda – tanda vital
T = 100/60 mmHg       S= 36 0C
N= 76x/mnt                 RR = 22x/mnt
Kesadaran = composmetis
2.      Pemeriksaan cepalo caudal
1.      Kepala dan rambut
I : pertumbuhan rambut merata,tidak terdapat ketombe
P: tidak ada benjolan pada kepala,
2.      Hidung
I: bentuk hidung Simetris,tidak terdapat pernafasan cuping hidung,
P: tidak terdapat nyeri tekan
3.      Telinga
I:tidak ada serumen dan lesi
Fungsi : pendengaran baik
4.      Mata
I : sclera Putih, konjungtiva merah muda,
Fungi : penglihatan baik
5.      Mulut dan gigi
I: mulut pucat , tidak ada stomatitis, mulut kelihatan kotor
Gigi
I: tidak dada caries Gigi
6.      Leher dan tenggorokan
Leher
I: tidak ada stroma
P: tidak ada nyeri tekan
Tenggorokan
I: tidak ada pembesaran tonsil




7.      Dada dan Thorax
-                 Pemeriksaan paru
          I: bentuk dada simetris
          P: tidak ada nyeri tekan
          P: terdengar suara resonan
          A: suara nafas vesikuler  
8.      Pemeriksaan Jantung
          I; ictus cordis tidak tampak pada ICS 4-5
          P: ictus cordis teraba pada ICS 4-5 MCL.s
          P: suara pekak
          A: bunyi jantung normal Bj 1,Bj 2 tunggal
9.      Pemeriksaan abdomen
          I: tidak ada luka bekas operasi
          P: Nyeri tekan abdomen sebelah kana
          P: tidak  pekak abdomen
          A: bising Usus terdengar 10x permenit
10.  Ekstermitas, kuku, dan integument
I: Kuku bersih tidak ada tanda – tanda sianosis
Fungsi : kekuatan otot normal


 

                            5    5
                            5     5     

11.  Hasil laboratirium           nilai normal
·     SGOT   : 180          (11-42)U/L
·     SGPT    : 386          (11-42)U/L
12.  Penatalaksanaan
-infus KAEN 3A 20tpm
- inj Ranitidine 2x1ampl
-ORAL :    antasida 4x1tab
                  Becomplex 3x1 tab


Analisa Data
Nama : an.D                                                                                        tgl : 16-08-2010
Kelompok data
Masalah
etiologi
S :- klien mengatakan mual
-klien mengtakan nafsu makan menurun
O: - keadaan umum lemah
-          makan dihabiskan ½ porsi
T = 100/60 mmHg
N = 76x/Menit
S= 360C
RR= 22X/mnt















S : klien sering bertanya tentang kondisi yang diderita saat ini.
O: - klien gelisah
-  ekspresi wajah tegang
T = 100/60 mmHg
N = 76x/Menit
S= 360C
RR= 22X/mnt

Perubahan pola nutrisi b/d anoreksia




























Cemas b/d kurang pengetahuan tentang penyakit yang diderita
Virus hepatitis

Toksik pada hati

Peradangan hati


 

Timbul jaringan ikat
 

Hepatits

Hati tidak mampu memetabolisme lemak
 

Mual
 

Anoreksia
 

Perubahan pola nutrisi












Virus hepatitis

Toksik pada hati

Peradangan hati


 

Timbul jaringan ikat
 

Hepatits

Perubahan status kesehatan

Kurangya  informasi
 

Kurang pengetahuan
 

Koping tidak adekuat
 

Cemas















Daftar Masalah
Nama : an.D                                                                                        tgl : 16-08-2010
Tanggal muncul
DX keperawatan
Tanggal teratasi
16-08-2010








16-08-2010

Perubahan pola nutrisi b/d anoreksia ditandai dengan klien mengatakan mual, nafsu makan menurun, k/u lemah makan dihabiskan ½ porsi
T = 100/60 mmHg
N = 76x/Menit
S= 360C
RR= 22X/mnt

-  cemas b/d kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang diderita ditandai dengan klien sering betanya tentang kondisi yang diderita saat ini, ekspresi wajah tegang, klien gelisah,
T = 100/60 mmHg
N = 76x/Menit
S= 360C
RR= 22X/mnt












INTERVENSI
Nama : an.D                                                                                        tgl : 16-08-2010
No
Tujuan
Criteria Hasil
Intervensi
Rasional
1





























2
Settelah  dilakukan tindakan keperawatan 2x24jam tidak terjadi perubahan pola nutrisi






















Setelah  dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam cemas berkurang sampai dengan hilang
-       klien mengerti penyebab mual
-       klien tidak mual
-       porsi makan dihabiskan
-       nafsu makan meningkat
-       Ttv normal
T: 110/70-139/89  mmHg
S;36-3750c
N: 60 – 80 X/menit
RR: 16 -24 x /menit











- klien tidak cemas
- wajah klien tampak rileks
- klien tampak tenang
 Ttv normal
T: 110/70-139/89  mmHg
S;36-3750c
N: 60 – 80 X/menit
RR: 16 -24 x /menit

1.      beri penjelasan pada klien dan keluarga penyebab mual




2.     anjurkan klien istirahat sebelum makan



3.      beri makanan dalam kondisi hangat

4.      beri makanan sedikit tapi sering


5.      anjurkan klien menjaga oral hygiene

6.      kolaborasi dengan dokter dalam pemberian medikamentosa




1.      Damping klien dan bina hubungan saling percaya

2.      Beri informasi tentang kondisi kesehatan saat ini


3.      Dorong klien untuk membicarakan kecemasan dan berikan umpan balik yang tepat

4.      Ciptakan lingkungan yang tenang


5.      Ajarkan klien tehnik rellaksasi

R/ klien dan keluarga mengerti penyebab mual dan kooperatif




R/ menenangkan peristaltic usus, meningkatkan energy untuk makan

R/ makanan hangat dapt meningktkan nafsu makan
R/ menurunkan rangsangan peristaltic sehingga klien tidak muntah
R/ mulut yang kotor membuat nafsu makan menurun
R/ ranitidine merupakan salah satu obat pengurang mual muntah





R/ menunjukan perhatian dan keinginan untuk membantu
R/ membantu klien dalam memahami penyakit klien yang diderita

R/ membantu mengidentifikasi penyebab kecemasan dan alternative pemecahan masalah
R/ mengurangi rangsangan eksternal yang dapat memicu peningkatan kecemasan
R/ member kesempatan untuk klien menangani kecemasan








Tidak ada komentar:

Posting Komentar