Nurse_Sedjatie

Foto saya
purwoharjo, banyuwangi, Indonesia
saya orangnya pendiam, tidak sombong dan suka menabung............

Jumat, 29 April 2011

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS GE





Pengertian
A        Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100 - 200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat (Mansjoer, Arif., et all. 1999).
A        Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.

Etiologi
A         Penyebab utama :
 Bakteri, parasit maupun virus (E. Coli, V. Cholerae Ogawa, Aeromonas sp.).
Penyebab lain ; toksin dan obat, nutrisi enteral diikuti puasa yang berlangsung lama, kemoterapi, impaksi fekal (overflow diarrhea) atau berbagai kondisi lain.
       Menurut Mansjoer, Arief., et all. (1999) dibagi menjadi :

Infeksi bakteri


 




Golongan :
V. Cholerae
C. Perfringers
S. Aureus
Vibro nonaglutinabel


 


Masuk ke mukosa usus halus (tak merusak)


 


Toksin  ; meningkatkan kadar siklik AMP di dalam sel.


 


Sekresi aktif anion klorida ke dalam lumen usus diikuti air, ion karbonat, natrium & kalium.


 


Feses (seperti cucian beras) deras & banyak.


Golongan :
Enteroinvasisive E. Coli
S. Paratyphi B.
S. Typhimurnin
S. Enteriditis
S. Choleraesues
Shigella
C. Perfringeus tipe C


 


Merusak dinding usus (nekrosis & ulserasi)
Bersifat sekretorik eksudatif


 


Feses bercampur lendir dan darah





Patofisiologi
Masukan makanan/minuman yang terkontaminasi
 

Infeksi pada mukosa usus


 



Makanan/zat tidak dapat diserap.


 

Tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi.


 

Terjadi pergeseran air & elektrolit ke dalam rongga usus


 

Isi rongga usus yg. berlebihan akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya


 

Menimbulkan rangsangan tertentu yaitu : Menimbulkan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan toksin


 



Peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus








 



Menimbulkan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan toksin


 


Peningkatan gerakan usus (hiperperistaltik).


 


Berkurangnya kesempatan usus menyerap makanan





  Diare
Banyak kehilangan elektrolit dan cairan






 



Resiko Kekurangan Cairan & Elektrolit                                                     Gangguan Kenyamanan
           


Konsep Pengkajian
a.      Identitas klien :
A      Umur
Sering terjadi pada terutama usia 6 bulan sampai 2 tahun (WHO, 1995).
b.      Keluhan Utama
Dimulai dengan keluhan mual, muntah dan diare dengan volume yang banyak, suhu badan meningkat, nyeri perut
c.      Riwayat penyakit
Terdapat beberapa keluhan, permulaan mendadak disertai dengan muntah dan diare. Faeces dengan volume yang banyak, konsistensi cair, muntah ringan atau sering dan anak gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat dan nafsu makan menurun.
c.      Pola aktivitas sehari-hari
A        Nutrisi
Makan menurun karena adanya mual dan muntah yang disebabkan lambung yang meradang.
A        Istirahat tidur
Mengalami gangguan karena adanya muntah dan diare serta dapat juga disebabkan demam.
A        Kebersihan
Personal hygiene mengalami gangguan karena seringnya mencret dan kurangnya menjaga personal hygiene sehingga terjadi gangguan integritas kulit. Hal ini disebabkan karena faeces yang mengandung alkali dan berisi enzim dimana memudahkan terjadi iritasi ketika dengan kulit berwarna kemerahan, lecet disekitar anus.
A        Eliminasi
Pada BAB juga mengalami gangguan karena terjadi peningkatan frekuensi, dimana konsistensi lunak sampai cair, volume tinja dapat sedikit atau banyak. Dan pada buang air kecil mengalami penurunan frekuensi dari biasanya.
d.      Pemeriksaan fisik.
A        Tanda-tanda vital
Terjadi peningkatan suhu tubuh, dan disertai ada atau tidak ada peningkatan nadi , pernapasan.
A         Bila terjadi kekurangan cairan didapatkan :
 Haus
                   Lidah kering
Tulang pipi menonjol
Turgor kulit menurun
Suara menjadi serak
A         Bila terjadi gangguan biokimia :
Asidosis metabolik
Napas cepat/dalam (kusmaul)
A         Bila banyak kekurangan kalium
Aritmia jantung




A         Bila syok hipovolumik berat
Nadi cepat lebih 120 x/menit
Tekanan darah menurun sampai dari tak terukur.
Pasien gelisah.
Muka pucat
Ujung-ujung ektremitas dingin
Sianosis
A         Bila perfusi ginjal menurun
Anuria
Nekrosis tubular akut.
                                                          (Mansjoer, Arif., et all. 1999).
e.      Pemeriksaan Penunjang
A        Pemeriksaan tinja
Diperiksa dalam hal volume, warna dan konsistensinya serta diteliti adanya mukus darah dan leukosit. Pada umumnya leukosit tidak dapat ditemukan jika diare berhubungan dnegan penyakit usus halus. Tetapi ditemukan pada penderita Salmonella, E. Coli, Enterovirus dan Shigelosis. Terdapatnya mukus yang berlebihan dalam tinja menunjukkan kemungkinan adanya keradangan kolon. PH tinja yang rendah menunjukkan adanya malabsorbsi HA, jika kadar glukosa tinja rendah / PH kurang dari 5,5 maka penyebab diare bersifat tidak menular.
A        Pemeriksaan darah
Pemeriksaan analisis gas darah, elektrolit, ureum, kreatinin dan berat jenis plasma.
Penurunan PH darah disebabkan karena terjadi penurunan bikarbonas sehingga frekuensi nafas agak cepat.
                  Elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium, dan fosfor .

Penatalaksanaan
1.      Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan.
a.      Jenis cairan
Pada diare akut yang ringan dapat diberikan oralit. Diberikan cairan RL, bila tak tersedia dapat diberikan NaCl isotonik ditambah satu ampul Na bikarbonat 7,5 % 50 ml.



b.      Jumlah cairan
Diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang dikeluarkan.
Kehilangan cairan tubuh dapat dihitung dengan beberapa cara :

 Metoda Pierce :
Derajat Dehidrasi
Kebutuhan cairan ( X kg BB)
Ringan
Sedang
Berat
5 %
8 %
10 %

Tidak ada komentar:

Posting Komentar