Nurse_Sedjatie

Foto saya
purwoharjo, banyuwangi, Indonesia
saya orangnya pendiam, tidak sombong dan suka menabung............

Kamis, 05 Mei 2011

STATUS GIZI


A.     Pengertian
Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari variabel pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan, dan panjang tungkai (Gibson, 1990). Jika keseimbangan tadi terganggu, misalnya pengeluaran energi dan protein lebih banyak dibandingkan pemasukan maka akan terjadi kekurangan energi protein, dan jika berlangsung lama akan timbul masalah yang dikenal dengan KEP berat atau gizi buruk (Depkes RI, 2000).
Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan secara efisien akan tercapai status gizi optimal yang memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin (Almatsir, 2001).
B.      Penilaian Status Gizi
Untuk menentukan status gizi seseorang atau kelompok populasi dilakukan dengan interpretasi informasi  dari hasil beberapa metode penilaian status gizi yaitu: penilaian konsumsi makanan, antropometri, laboratorium/biokimia dan klinis (Gibson, 2005). Diantara beberapa metode tersebut, pengukuran antropometri adalah relatif paling sederhana dan banyak dilakukan (Soekirman, 2000).
Untuk menentukan riwayat makan seseorang, ditanyakan makanan apa yang dimakan dalam 24 jam terakhir dan jenis makanan seperti apa yang biasanya dimakan. Dibuat catatan tentang daftar makanan yang dimakan selama 3 hari.
Selama pemeriksaan fisik, diamati penampilan secara keseluruhan dan tingkah lakunya, juga distribusi lemak tubuh serta fungsi organ tubuhnya.
Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Misalnya, perdarahan lambung dapat menyebabkan anemia karena kekurangan zat besi.Seseorang yang telah diobati dengan vitamin A dosis tinggi karena berjerawat, bisa mengalami sakit kepala dan penglihatan ganda sebagai akibat keracunan vitamin A.


Berbagai sistem tubuh bisa dipengaruhi oleh kelainan gizi:
1.         Sistem saraf bisa terkena oleh kekurangan niasin (pelagra), beri-beri, kekurangan atau kelebihan vitamin B6 (piridoksin) dan kekurangan vitamin B12
2.         Pengecapan dan pembauan bisa dipengaruhi kekurangan seng
3.         Sistem pembuluh darah jantung bisa dipengaruhi oleh :
a.       beri-beri
b.      kegemukan (obesitas)
c.       makanan tinggi lemak menyebabkan hiperkolesterolemi dan penyakit jantung koroner
d.      makanan kaya garam bisa menyebabkan tekanan darah tinggi
4.         Saluran pencernaan dipengaruhi oleh pelagra, kekurangan asam folat dan banyak minum alkohol
5.         Mulut (lidah, bibir, gusi dan membran mukosa) dipengaruhi oleh kekurangan vitamin B dan vitamin C
6.         Pembesaran kelenjar tiroid terjadi akibat kekurangan iodium
7.         Kecenderungan mengalami perdarahan dan gejala pada kulit seperti ruam kemerahan, kulit kering dan pembengkakan karena penimbunan cairan (edema) bisa terjadi pada kekurangan vitamin K, kekurangan vitamin C, kekurangan vitamin A dan beri-beri
8.         Tulang dan sendi dapat terkena ricketsia, osteomalasia, osteoporosis dan kekurangan vitamin C.
Status gizi seseorang dapat ditentukan melalui beberapa cara, yaitu:
1.                  Mengukur tinggi badan dan berat badan, lalu membandingkannya dengan tabel standar.
2.                  Menghitung indeks massa tubuh (BMI, Body Mass Index), yaitu berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan tinggi badan (dalam meter). Indeks massa tubuh antara 20-50 dianggap normal untuk pria dan wanita.
3.                  Mengukur ketebalan lipatan kulit. Lipatan kulit di lengan atas sebelah belakang (lipatan trisep) ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur, biasanya dengan menggunakan jangka lengkung (kaliper). Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh. Lipatan lemak normal adalah sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita.
4.                   Status gizi juga bisa diperoleh dengan mengukur lingkar lengan atas untuk memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (Lean Body Mass, massa tubuh yang tidak berlemak)

C.     Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi

A.    Faktor External
Faktor eksternal yang mempengaruhi status gizi antara lain:
1.      Pendapatan
    Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf ekonomi keluarga, yang hubungannya dengan daya beli yang dimiliki keluarga tersebut (Santoso, 1999).
2.      Pendidikan
      Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua atau masyarakat untuk mewujudkan dengan status gizi yang baik (Suliha, 2001).
3.      Pekerjaan
     Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan keluarganya. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang  menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga (Markum, 1991).
4.      Budaya
      Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan (Soetjiningsih, 1998).





B.     Faktor Internal
Faktor Internal yang mempengaruhi status gizi antara lain :
1.      Usia
Usia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki orang tua dalam pemberian nutrisi anak balita (Nursalam, 2001).

2.       Kondisi Fisik
Mereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang lanjut usia, semuanya memerlukan pangan khusus karena status kesehatan mereka yang buruk. Bayi dan anak-anak yang kesehatannya buruk, adalah sangat rawan, karena pada periode hidup ini kebutuhan zat gizi digunakan untuk pertumbuhan cepat (Suhardjo, et, all,  1986).
3.      Infeksi
Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau menimbulkan kesulitan menelan dan mencerna makanan (Suhardjo, et, all,  1986).










D.    Indikasi Gizi Buruk
Untuk KEP ringan dan sedang, gejala klinis yang bisa dijumpai pada anak adalah berupa kondisi badan yang tampak kurus. Sedangkan gejala klinis KEP berat/gizi buruk secara garis besar bisa dibedakan menjadi tiga tipe: marasmus, kwashiorkor dan marasmic-kwashiorkor.
Dua Tipe Gizi Buruk (Kwasiorkor dan Marasmus)
1.   Kwasiorkor
Memiliki ciri:
1.      Edema (pembengkakan), umumnya seluruh tubuh (terutama punggung kaki dan wajah) membulat dan lembab;
2.      Pandangan mata sayu;
3.      Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah dicabut tanpa rasa sakit dan mudah rontok;
4.      Terjadi perubahan status mental menjadi apatis dan rewel;
5.      Terjadi pembesaran hati;
6.      Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk;
7.      Terdapat kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman lalu terkelupas (crazy pavement dermatosis);
8.      Sering disertai penyakit infeksi yang umumnya akut;
9.      Anemia dan diare.
2.   Marasmus
Memiliki ciri-ciri:
1.      badan nampak sangat kurus seolah-olah tulang hanya terbungkus kulit; (2) wajah seperti orang tua;
2.      mudah menangis/cengeng dan rewel;
3.      kulit menjadi keriput;
4.      jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (baggy pant/pakai celana longgar);
5.      perut cekung, dan iga gambang;
6.      seringdisertai penyakit infeksi (umumnya kronis berulang);
7.      diare kronik atau konstipasi (susah buang air).
E.     Pencegahan
Beberapa cara untuk mencegah terjadinya
gizi buruk pada anak:
1.      Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan. Setelah itu, anak mulai dikenalkan dengan makanan tambahan sebagai pendamping ASI yang sesuai dengan tingkatan umur, lalu disapih setelah berumur 2 tahun.
2.      Anak diberikan makanan yang bervariasi, seimbang antara kandungan protein, lemak, vitamin dan mineralnya. Perbandingan komposisinya: untuk lemak minimal 10% dari total kalori yang dibutuhkan, sementara protein 12% dan sisanya karbohidrat
3.      Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program Posyandu
4.      . Cermati apakah pertumbuhan anak sesuai dengan standar di atas. Jika tidak sesuai, segera konsultasikan hal itu ke dokter.
5.      Jika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa ditanyakan kepada petugas pola dan jenis makanan yang harus diberikan setelah pulang dari rumah sakit. Jika anak telah menderita karena kekurangan gizi, maka segera berikan kalori yang tinggi dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula. Sedangkan untuk proteinnya bisa diberikan setelah sumber-sumber kalori lainnya sudah terlihat mampu meningkatkan energi anak. Berikan pula suplemen mineral dan vitamin penting lainnya.





Daftar Pustaka
·         Penilaian Status Gizi,i dewa nyoman supariasa,EGC,jakarta,2001
·         Gizi dan pola hidup sehat, kus irianto,yrama widya, bandung 2007
·         Mansjoer arief,kapita selecta kedokteran,edisi 3,jlid I,jakarta media esclapius,2000
·         www.status_gizi .com
















STATUS GIZI
UNIVERSITAS BAKTI INDONESIA







Disusun Oleh:
Kelompok II

Kortikosteroid



Kelompok 4
1.      M.mustakim
2.      Moh.ali imron
3.      Moh.aminudin
4.      Moh.alim efendi


A.     DEFINISI
Kortikosteroid adalah suatu kelompok hormon steroid yang dihasilkan di bagian korteks kelenjar adrenal sebagai tanggapan atas hormon adrenokortikotropik (ACTH) yang dilepaskan oleh kelenjar hipofisis, atau atas angiotensin II. Hormon ini berperan pada banyak sistem fisiologis pada tubuh, misalnya tanggapan terhadap stres, tanggapan sistem kekebalan tubuh, dan pengaturan inflamasi, metabolisme karbohidrat, pemecahan protein, kadar elektrolit darah, serta tingkah laku1.
Kortikosteroid dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan atas aktivitas biologis yang menonjol darinya, yakni glukokortikoid (contohnya kortisol) yang berperan mengendalikan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, juga bersifat anti inflamasi dengan cara menghambat pelepasan fosfolipid, serta dapat pula menurunkan kinerja eosinofil. Kelompok lain dari kortikosteroid adalah mineralokortikoid (contohnya aldosteron), yang berfungsi mengatur kadar elektrolit dan air, dengan cara penahanan garam di ginjal. Beberapa kortikosteroid menunjukkan kedua jenis aktivitas tersebut dalam beberapa derajat, dan lainnya hanya mengeluarkan satu jenis efek.
Hormon kortikosteroid dihasilkan dari kolesterol di korteks kelenjar adrenal yang terletak di atas ginjal. Reaksi pembentukannya dikatalisis oleh enzim golongan sitokrom P450.
Dalam bidang farmasi, obat-obatan yang disintesis sehingga memiliki efek seperti hormon kortikosteroid alami memiliki manfaat yang cukup penting. Deksametason dan turunannya tergolong glukokortikoid, sedangkan prednison dan turunannya memiliki kerja mineralokortikoid disamping kerja glukokortikoid.
B.      FARMAKOLOGI
Semua hormon steroid sama-sama mempunyai rumus bangun siklopentanoperhidrofenantren 17-karbon dengan 4 buah cincin yang diberi label A – D Modifikasi dari struktur cincin dan struktur luar akan mengakibatkan perubahan pada efektivitas dari steroid tersebut. Atom karbon tambahan dapat ditambahkan pada posisi 10 dan 13 atau sebagai rantai samping yang terikat pada C17. Semua steroid termasuk glukokortikosteroid mempunyai struktur dasar 4 cincin kolestrol dengan 3 cincin heksana dan 1 cincin pentana.
Hormon steroid adrenal disintesis dari kolestrol yang terutama berasal dari plasma. Korteks adrenal mengubah asetat menjadi kolestrol, yang kemudian dengan bantuan enzim diubah lebih lanjut menjadi kortikosteroid dengan 21 atom karbon dan androgen lemah dengan 19 atom karbon. Sebagian besar kolesterol yang digunakan untuk steroidogenesis ini berasal dari luar (eksogen), baik pada keadaan basal maupun setelah pemberian ACTH.9
Dalam korteks adrenal kortikosteroid tidak disimpan sehingga harus disintesis terus menerus. Bila biosintesis berhenti, meskipun hanya untuk beberapa menit saja, jumlah yang tersedia dalam kelenjar adrenal tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan normal. Oleh karenanya kecepatan biosintesisnya disesuaikan dengan kecepatan sekresinya
C.    MEKANISME KERJA
                  Kortikosteroid bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintesis protein. Molekul hormon memasuki jaringan melalui membran plasma secara difusi pasif di jaringan target, kemudian bereaksi dengan reseptor steroid. Kompleks ini mengalami perubahan bentuk, lalu bergerak menuju nukleus dan berikatan dengan kromatin. Ikatan ini menstimulasi transkripsi RNA dan sintesis protein spesifik. Induksi sintesis protein ini merupakan perantara efek fisiologis steroid. Pada beberapa jaringan, misalnya hepar, hormon steroid merangsang transkripsi dan sintesis protein spesifik; pada jaringan lain, misalnya sel limfoid dan fibroblas hormon steroid merangsang sintesis protein yang sifatnya menghambat atau toksik terhadap sel-sel limfoid, hal ini menimbulkan efek katabolic.
D.    Golongan Obat korticosteroid,dosis danindikasi
Beberapa sedian kortikosteroid
Nama Generik
Bentuk Oral
Parentral
Topical
Topical pada mata
Desoksikortikosteron asetat
-
5mg/ml (minyak)
-
-
Fluodrokortison asetat
0,1mg
-
-
-
Kortisol/hidrokortison
5-20mg
25,50mg/ml(suspensi)
0,1-2% (krem,salep,losion)
0,2% (suspensi, salep)
Kortisol asetat
-
25mg/5ml (suspensi)
0,1-1% (krem,salep,lotion)
1,5%salep
Kortisol sipionat
2mg/ml (suspense)
-
-
-
Kortison asetat
5-25mg
25,50 mg/ml (suspensi)
-
-
Prednisone
5mg
-
-
-
Prednisolon
5mg
-
-
-
Metilprednisolon
4mg
40mg/ml
-
-
6-metilprednisolon
4mg
20,40,80 mg/ml
0,25, 1%
-
Metilprednisolon Na suksinat
-
40-1000mg (bubuk)
-
-
Deksametason
0,5mg/ml
4mg/ml
0,01 – 0,1%
0,1%
Deksametason aksetat
-
2-16mg/ml
-
-
Deksametason Na-fosfat
-
4-24mg/ml
0,1%
0,05,01%
Parametason asetat
1,2mg
-
-
-
Flusinolon asetonid
-
-
0,01-0,2%
-
Flumetason pivalat
-
-
0,025% krem
-
Betametason
0,6mg
-
-
-
Betametason dipropionat
-
-
0,05,0,1%
-
Betametason valerat
-
-
0,01,01%
-
Triamsinolon
4mg
-
-
-
Triamsinolon asetonid
-
40mg/ml (suspensi)
0,1,05Mg (krem dll)-
-
Triamsinolon diasetat
2dan 4mg/5ml (sirup)
25,40mg/ml (suspensi)
-
-
Halsinonid
-
-
0,025, 0,1%
-